Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2013

Menulis Di Media Massa Versus Blog.

Di era informasi sekarang, minat orang menulis semakin bertambah seiring bertambahnya wadah untuk menuangkan pikiran, isi hati, dan pengalamannya. Menulis adalah kegiatan menuangkan gagasan ke dalam bentuk tulisan dengan maksud dan tujuan tertentu. Melalui tulisan kita dapat membagi pengalaman, mencurahkan isi hati dan menuangkan berbagai ide. Tulisan-tulisan itu dimuat dalam berbagai media, baik media cetak maupun elektronik, misalnya blog. Namun, yang menjadi persoalannya adalah kebanyakan orang enggan menulis di media massa dimana pembacanya jauh lebih banyak jika dibandingkan dengan  blog. Orang lebih suka menulis di blog yang memiliki pembaca yang terbatas bahkan sangat sedikit daripada menulis di media massa yang memiliki pembaca sangat banyak. Menurut saya, lemahnya minat seseorang untuk menulis di media massa dan lebih suka menulis di blog disebabkan oleh rasa percaya diri dan mental suka yang cepat, mudah, dan gampang. Kurangnya rasa percaya diri menyebabkan seseorang ti

Korupsi adalah hasil belajar

Salah satu fenomena sosial yang menyita perhatian dan meresahkan banyak pihak selama berabad-abad adalah fenomena korupsi.  Penyakit sosial ini  merupakan penyakit menular yang turun dari generasi ke generasi  berikutnya.  Di indonesia, fenomena ini  bukan masalah baru yang muncul tahun-tahun belakangan, melainkan fenomena yang mengisi dimensi ruang dan waktu sejak puluhan tahun yang lalu. Artinya, korupsi telah menjadi masalah besar di berbagai tempat sejak kemunculannya sampai pada hari ini. Kenyataan ini menunjukan bahwa belum ada hukuman yang efektif yang dapat menjadi obat untuk menyembuhkan orang-orang  yang terinfeksi oleh penyakit sosial ini. Hukuman yang tertuang di dalam Konstitusi atau Undang-Undang dasar maupun yang dirancang oleh pemerintah  masih belum bisa memberi harapan bagi masyarakat Indonesia akan berkurangnya tindakan pidana korupsi.  Lalu, ada hukuman  baru yang ingin diterapkan untuk mengatasi  tertularnya penyakit sosial ini. Memiskinkan para koruptor, a

Merana

Desau Rindu; seperti bunga yang tumbuh memecahkan batu. Mungkin itu nyanyian yang bisa mengantar ku ke kedalaman cinta. Syair dan genre musiknya perlahan-lahan melepas semua beban hidup, membawa masuk angin cinta yang sejuk dan segar. Hati dan jiwaku tenang, sesekali ia gelisah tentang cinta yang penuh tanda tanya. Sesekali hati menangis tentang keraguan akan cinta yang pernah ku tabur. Sesekali jiwa merana mencari arti cinta yang diculik oleh perasaan. Aku kembali bercanda dengan perasaan ku bahwa hidup itu sederhana.  Ia hanya tersenyum malu ketika aku memandang hidup sebagai hal yang sederhana. Dia kembali membawa ku ke taman cinta, taman yang ditumbuhi banyak bunga. Di taman itu juga ada mata air yang bening mengalir tanpa henti sembari membasahi bunga-bunga. Air itu mengalir sembari menyapa aku yang sedang termenung. Ia datang dan pergi tanpa henti menyapa, namun aku tidak membalas untuk menyapanya. Gelombangnya membawa aku pada masa laluku, masa lalu yang tenang walaupun ba