Bank Plasenta

BAB I
PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang
Biasanya plasenta atau yang bisa disebut ari-ari dikubur dalam tanah atau dilarung.Sekarang, organ tubuh ini banyak dititipkan ke rumah sakit. Konon, untuk pengobatan.
Artis Indra Bekti, sejak istrinya hamil, sudah berniat menyimpan plasenta anaknya di bank plasenta. Menurut Bekti, plasenta itu dititipkan selama 21 tahun.
Biaya penitipan dihitung per bulan. "Saya membayar Rp 1,5 juta per bulan selama 21 tahun," kata Bekti. Ia menganggap biaya itu sebagai asuransi karena plasenta itu diyakini akan bermanfaat untuk kesehatan anaknya jika suatu saat menderita penyakit berat.
Berdasar penelitian, sel punca yang berada di darah tali pusat (umbilical cord) dianggap mampu menyembuhkan penyakit degeneratif. Bagian tubuh yang diambil saat bayi lahir ini dapat disimpan. RSU Dr Soetomo Surabaya melalui Pusat Regeneratif di Pusat Biomaterial - Bank Jaringan Gedung Diagnostic Center menjadi salah satu tempat penyimpanannya.
Pemanfaatan sel punca di luar negeri sudah banyak dilakukan. Sel itu dapat dimanfaatkan sebagai 'obat' penyembuhan penyakit degeneratif seperti diabetes melitus, kardiovaskular, obesitas, osteoporosis, dan stroke. Biasanya penyakit itu muncul karena berkurangnya fungsi sel tubuh akibat proses penuaan atau faktor kesehatan lainnya. Di Indonesia, melalui berbagai penelitian, kini akhirnya dikembangkan penyimpanan darah tali pusat sesuai permintaan konsumen.











1.2    Tujuan
1.      mahasiswa mampu mengerti dan memahami tentang Pengertian Bank Plasenta
2.      Mahasiswa mampu mengerti tentang bagaimana proses pengambilannya.
3.      Mahasiswa dapat mengerti manfaat dari bank plasenta



BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1  Pengertian Bank Plasenta
Dulu maupun sekarang, pepatah menabung untuk bekal di hari tua sepertinya tidak akan pudar dimakan waktu. Namun, sekarang yang bisa disimpan di bank bukan hanya uang tapi juga stem sel. Seperti kita tahu, darah tali pusat bayi mengandung stem sel hematopoietik, sel progenitor yang dapat membentuk sel darah merah, sel darah putih dan platelet. Sejak keberhasilan pengobatan Anemia Fanconi tahun 1988, tali pusat telah dikenal sebagai sumber stem sel yang dapat digunakan untuk terapi stem sel.
Kini, terapi stem sel dari tali pusat terbukti dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit mulai dari parkinson hingga kanker. Sel darah tali pusat pun telah digunakan untuk mengobati penyakit genetik terkait sistem imun dan darah, kanker dan kelainan darah.
Saat ini sudah ada bank khusus untuk menyimpan stem sel dari tali pusat yang bernama “Bank Plasenta”. Bank unik ini sudah ada di Amerika Serikat, beberapa negara di Eropa, China, Singapore dan yang terbaru di Indonesia. Di China, bank plasenta didirikan untuk ‘melawan’ penyakit leukemia. Orang tua dapat menyimpan plasenta anak-anaknya di bank untuk nantinya digunakan saat anaknya didiagnosis leukemia. Bank plasenta terbuka untuk donasi publik sebagai upaya proaktif untuk ‘melawan’ penyakit leukemia. Pada April 2001, pasangan dari China menjadi orang tua pertama di dunia yang menyimpan darah plasenta anaknya di bank darah.
2.2  Proses pengambilan
Darah tali pusat diambil setelah tali pusat dipotong dan diekstraksi dari ujung tali pusat plasenta. Jumlah yang diambil bervariasi, antara 50-100 mL, dengan asumsi dalam 50-65 mL terdapat lebih dari 800 juta stem sel. Stem sel sendiri dapat bertumbuh.
Stem sel tambahan dikoleksi dari plasenta melalui proses di bank. Setelah petugas dari bank stem sel mengambil darah tali pusat dari ujung tali pusat plasenta, plasenta dibawa ke laboratorium stem sel diproses untuk mendapatkan stem sel tambahan.
Guna memastikan ada cukup sel untuk transplantasi, jumlah darah yang diambil dari tali pusat minimal 75 mL. Setelah pengambilan, darah tali pusat dibawa ke laboratorium, diproses, dan disimpan dalam bentuk cryo. Terdapat banyak cara untuk memproses unit darah tali pusat tersebut. Tentang mana cara yang terbaik, terdapat opini yang berbeda. Ada metode yang memisahkan sel darah merah dan membuangnya. Sedangkan metode lainnya, menyimpan sel darah merah. Bagaimanapun metodenya, zat cryopreservant dicampurkan ke darah tali pusat agar sel-sel dapat mempertahankan proses cryiogenik.
Kemudian, unit darah tali pusat pelan-pelan didinginkan sampai -90 derajat Celcius lalu dimasukan ke tank nitrogen cair yang akan menjaga unit tali pusat beku pada suhu -196 derajat Celcius. Proses pembekuan yang lambat diperlukan untuk menjaga sel tetap hidup selama proses pembekuan. Sebelum darah disimpan, perlu dilakukan test viral, meliputi tes HIV dan hepatitis B dan C dan typing jaringan (untuk menentukan tipe HLA).
Selama proses penyimpanan itu dilakukan pemantauan secara periodik agar kualitas stem sel yang disimpan tetap terjamin hingga saatnya digunakan. Pengambilan darah plasenta dan darah ibu dikenakan biaya minimal 8 juta.
2.3  Manfaat Bank Plesenta
Stem sel darah tali pusat digunakan pada pengobatan beberapa penyakit mengancam nyawa dan memainkan peran penting dalam pengobatan darah dan sistem imun berhubungan dengan penyakit genetik kanker dan kelainan darah. Penelitian terbaru memperlihatkan bahwa darah tali pusat memiliki keuntungan unik daripada transplantasi sumsum tulang, terutama untuk anak-anak dan dapat menyelamatkan nyawa pada kasus jarang dimana donor sumsum tulang yang sesuai tidak ditemukan. Hampir 50% pasien membutuhkan transplantasi sumsum tulang tidak menemukan donor yang sesuai dalam waktu yang kritis.
Penelitian telah memperlihatkan stem sel darah tali pusat dapat digunakan untuk saudara kandung dan anggota lain dari keluarga yang memiliki tipe jaringan yang sama. Saudara kandung memiliki lebih dari 75% peluang kompatibilitas dan darah tali pusat mungkin cocok dengan orang tua (50%) dan kakek nenek.
2.4  Efek Samping
Pengobatan yang menggunakan darah plasenta memiliki efek samping yang lebih sedikit dan lebih murah daripada transplantasi sumsum tulang. Darah plasenta telah sukses digunakan untuk penyakit kardiovaskular, diabetes, dan luka bakar serius. Sampel darah ini dapat disimpan dalam waktu yang tak terhingga. Penyimpanan darah plasenta tidak membahayakan ibu maupun anak.


BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
Saat ini sudah ada bank khusus untuk menyimpan stem sel dari tali pusat yang bernama “Bank Plasenta”. Caranya yaitu Darah tali pusat diambil setelah tali pusat dipotong dan diekstraksi dari ujung tali pusat plasenta. Jumlah yang diambil bervariasi, antara 50-100 mL, dengan asumsi dalam 50-65 mL terdapat lebih dari 800 juta stem sel. Stem sel sendiri dapat bertumbuh. Stem sel darah tali pusat digunakan pada pengobatan beberapa penyakit mengancam nyawa dan memainkan peran penting dalam pengobatan darah dan sistem imun berhubungan dengan penyakit genetik kanker dan kelainan darah.

3.2  Saran
Kebahagiaan orang tua saat melahirkan anak sungguh sangat tak terkira. Namun mereka takkan pernah tahu, bilakah kelak sang bayi menderita penyakit keganasan atau tidak. Kebahagiaan akan tetap bersemi dan merekah bila mereka sempat menyimpan tali pusat si kecil. Tali pusat itu mungkin tinggal satu-satunya harapan kala sel kanker telah bersemayam dan menggerogoti setiap inci tubuh sang buah hati. untuk itu kita sebagai petugas kesehatan diharapkan mengerti, dan memahami sehingga mampu mengaplikasikan ilmu kita pada lahan praktek serta pasien yang kita temui. Semoga makalah ini banyak manfaatnya.
  

DAFTAR PUSTAKA
Laporan Wartawan Surya,Marta Nurfaidah. TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA.2014. diakses tanggal 06 Maret 2015. pkl 17.00 WIB.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dongeng Manggarai: Tombo ca anak koe ata oke le eman

Dasar, Struktur, Fungsi dan Corak Kepemimpinan (Hierarki) dalam Gereja Katolik

HUKUM ADAT SUKU ASMAT