Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2013

Suara untuk Pemerintah Manggarai

Jika kita mencoba mengkritisi sikap dan tindakan pemerintah Manggarai saat ini, ada banyak kejanggalan yang terjadi dalam aspek pembangunan. Sepintas banyak orang mengapresiasi kinerja para aparat pemerintah. Apresiasi masyarakat ini muncul karena ada perubahan drastis bagi pembangunan di Manggarai, misalnya pembangunan infrastruktur (jalan raya, jembatan, irigasi, dll). Namun, apakah masuk akal jika dalam kurun waktu yang sekian lama , sepuluh tahun masa kepemimpinan, pembangunan yang dilakukan masih menjamah bagian infrastruktur. Saya berani menilai bahwa masyarakat manggarai seringkali "dininabobokan" oleh program pemerintah yang kelihatan. Sebaliknya kinerja pemerintah justru semakin buruk karena merasa sukses mendapat apresiasi masyarakat. Mengapa saya menilai kinerja pemerintah saat ini semakin buruk? Indikator kemajuan dalam pembangunan tidak hanya dilihat dari satu aspek, apalagi jika hanya pada aspek yang disadari oleh semua masyarakat. Maka dari itu, pemerint

Negativitas: Racun yang membunuh energi-energi positif

Gambar
Tinjauan terhadap sikap manusia paling tidak akan menghasilkan kesimpulan bahwa ada dua sisi berbeda dalam diri manusia. Di satu sisi, manusia memiliki banyak sifat positif dan di sisi lain manusia memiliki sifat negatif. Sifat negatif atau kelemahan ini justru dilihat sebagai masalah sepele oleh sebagian besar orang. Padahal, sikap "memandang sebelah mata" ini akan menjerumus seseorang ke dalam jurang kemunduran. Oleh karena, saya ingin menjelaskan secara singkat apa yang dinamakan sebagai negativitas yang merupakan sisi hidup manusia yang membuatnya berjalan mundur. Negativitas itu melemahkan kecenderungan positif  dalam diri seseorang. Negativitas adalah racun yang akan membunuh secara sadis apa yang baik, positif dan energi-energi yang membangkitkan.             Bentuk-bentuk negativitas: ·           Pikiran negatif terhadap orang lain dan diri kita. ·          Mengontaminasi/mematikan pikiran yang positif. Negativitas bermula ketika orang merasa bahwa hidupnya

Membentuk Kecerdasan Si Kecil sejak Dini

Setiap orangtua pasti mendambakan buah hatinya menjadi sosok yang cerdas dalam berperilaku. Kebanggaan akan membuncah saat anak berhasil prestasi membanggakan. Kecerdasan dan perilaku si kecil tidak terbentuk secara instan, tetapi melalui proses bertahap dan berkesinambungan. Ini dimulai dari sejak buah hati mengalami perkembangan otak di dalam kandungan atau bisa juga disebut dengan 1.000 hari pertama. Masa 1.000 hari pertama adalah rentang waktu 280 hari sebelum kelahiran hingga 720 hari atau dua tahun usia anak. Pembentukan sirkuit otak sejak dari dalaman kandungan ini akana menjadi penentu perekembangan otak pada kemudian hari. Jika pemberian gizi bagi buah hati dalam kandungan optimal, otak dapat berkembang menjadi lebih sempurna. Selanjutnya, kecerdasan dalam berperilaku dapat dibentuk dan diprogram oleh Anda sebabagai orangtua sejak tahun-tahun awal pertumbuhan dan perkembangan anak. Stimulasi ini perlu diberikan secara bertahap dan berkesinambungan sesuai dengan usia a

Mental Instan; Indikator Kemunduran?

Gambar
Persoalan mental instan bukanlah masalah klasik yang muncul beribu-ribu tahun yang lalu. Persoalan ini dialami anak anak abad ke-20. Berbagai argumen kontroversial keluar dari anak-anak manusia zaman ini. Satu pihak, memandang mental instan sebagai akibat positif dari modernisasi. Sementara pihak lain justru prihatin dengan fenomena yang melanda kebanyakan anak muda, bahkan sebagian orang tua. 

Siapa Paling Pintar; Koruptor atau KPK?

Fenomena korupsi yang telah merajalela di Indonesia, baik dari tingkat nasional maupun tingkat lokal, dari para petinggi negara maupun rakyat biasa, dari orang yang memahami hukum maupun yang tidak memahaminya merupakan fenomena yang telah mencapai titik nadir. Fenomena korupsi merupakan penyakit akut yang menjalar ke dalam berbagai bidang kehidupan. Lalu, ada pertanyaan baru terhadap penyakit sosial ini? Mengapa penyakit ini tidak pernah hilang? Adakah orang atau kelompok atau institusi yang benar-benar peduli terhadap korupsi bukan sekadar peduli pada perkara-perkara tertentu dari problema yang sistematis ini. Terlepas dari pertanyaan sederhana itu, saya berpendapat bahwa fenomena korupsi yang tidak pernah berakhir, bahkan semakin memburuk ini terus menjadi masalah besar karena ada alasan baru. Alasan yang saya maksudkan adalah bahwa setiap orang, kelompok, atau lembaga bahkan institusi sedang menguji kepandaian Lembaga Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Siapakah yang paling pint